Peran Vitamin-D dalam Mencegah dan Membantu Pengobatan COVID-19

Halo semuanya, selamat datang di blog website Palapa Dentists! Semoga sahabat Palapa Dentists dalam keadaan sehat yaa! Ngomong-ngomong soal kesehatan, sahabat mengonsumsi suplemen apa saja di masa pandemi ini? Apakah salah satu suplemennya vitamin D? Vitamin D diketahui memiliki manfaat yang besar lho dalam pencegahan dan membantu pengobatan COVID-19. Yuk kita simak artikel berikut!

Pada pasien COVID-19, keparahan penyakit sering ditentukan dengan adanya pneumonia/sindrom gangguan pernapasan akut, miokarditis, thrombosis mikrovaskular, dan peningkatan sitokin yang pada ujungnya akan menyebabkan peradangan. Virus COVID-19 memungkinkan terjadinya inflamasi yang tidak terkontrol dan pelepasan sitokin pro-inflamasi yang dapat menyebabkan ‘kerusakan’ pada paru-paru serta organ vital lainnya. Untuk mencegah inflamasi yang tidak terkontrol tersebut, tubuh memiliki mekanisme defensif yang dihasilkan oleh sel T-limfosit (Tregs).

Pasien yang terinfeksi COVID-19 memiliki kadar Treg yang rendah. Pada sebuah penelitian dibuktikan bahwa orang dengan kadar Treg yang tinggi berhubungan dengan penurunan penyakit pernapasan. Lalu, bagaimana kita dapat meningkatkan kadar Treg? Peningkatan kadar Treg dapat dilakukan dengan konsumsi vitamin D. Vitamin D memiliki mekanisme utama dalam mengurangi risiko infeksi COVID-19, yaitu dengan mengurangi kadar sitokin pro-inflamasi yang menyebabkan pneumonia. Selain itu,  vitamin D dapat mengurangi terjadinya episode thrombosis.

Sahabat Palapa Dentists dapat memperoleh vitamin D, terutama vitamin D3, dengan berjemur di bawah sinar matahari (pukul 10 pagi), makanan (ikan, telur, hati, jamur), dan juga suplemen. Suplemen vitamin D3 yang beredar memiliki dosis yang bermacam-macam, mulai dari 400 IU hingga 10.000 IU. Pemilihan dosis vitamin D3 sebaiknya dikonsulkan terlebih dahulu kepada dokter. Konsumsi vitamin D3 yang berlebih dapat menyebabkan hiperkalsemia (penumpukan kalsium dalam darah) yang dapat menyebabkan kalsifikasi pembuluh darah, osteoporosis, dan batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut, vitamin D3 sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan vitamin K2 dan magnesium. Vitamin K2 bekerja sebagai antagonis alami agar tidak terjadi hiperkalsemia.

Sumber: google.com

Sebenarnya masih diperlukan bukti/data lebih lanjut untuk merekomendasikan penggunaan vitamin D sebagai pencegahan atau pengobatan COVID-19. Walaupun demikian, konsumsi vitamin D diperbolehkan (jika diperlukan) sesuai anjuran protokol tatalaksana COVID-19. Semoga bermanfaat, stay healthy!

Penulis: Karina Widya Aisya, S.K.G

Sumber:

  1. Weir E, Thenappan T, Bhargava M, Chen Y. Does vitamin D deficiency increase the severity of COVID-19?. Clinical Medicine. 2020;20(4):e107-e108.
  2. Goddek S. Vitamin D3 and K2 and their potential contribution to reducing the COVID-19 mortality rate. International Journal of Infectious Diseases. 2020;99:286-290.

Leave your thought